Pengakuan Gadis Kecil Dianiaya Ibu Kandung dan Ayah Tiri Hingga Tangannya Patah
Seorang gadis kecil mengalami nasih memprihatinkan seusai dianiaya oleh orangtuanya.
Bahkan, tangan gadis berinsial L ini sampai patah akibat ulah ibu kandungnya yakni Yati alias Yat.
Setelah menganiaya korban, sang ibu pergi melarikan diri dengan kekasihnya Yanto alias Yan menggunkan sepeda motor serta meninggalkan korban seorang diri dengan penuh luka.
Peristiwa nahas yang dialami gadis kecil berusia 5 tahun yang tinggal di wilayah Baamang, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Bocah malang itu ditemukan seorang penjual gorengan berjalan sendirian di warung dipinggiran Jalan Kopi Selatan, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit, dalam keadaan tubuh luka lebam
Wajahnya babak belur akibat ulah kejam sang ibu dan lelaki calon ayah tirinya Yanto.
Saat ditemukan warga pada Minggu (23/8/2020) pagi, korban tampak seperti orang bingung yang mengaku ditinggalkan oleh ibunya bernama Yati.
Sang bocah itu pun menceritakan apa yang dialaminya hingga wajahnya babak belur.
Di media sosial Instagram beredar video ketika L menceritakan kekejaman ibu kandung dan calon ayah tirinya itu kepada warga setempat.
"Dimana rumah kamu?," tanya salah seorang warga.
"Di Baamang (kecamatan Bamang, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah)," jawab sang bocah polos.
"Yang mukul siapa?," tanya warga lagi.
"Yanto (Yan, red) sama mama," jawab sang bocah.
Selain dipukul, bocah kecil itu juga mengaku diinjak perutnya oleh sang ibu dan lelaki calon ayah tirinya.
“Wajah saya dipukul oleh Yan, belakang saya ditendang. Kalau tangan mama Yat yang mau patahin,” bongkar sang bocah.
“Parut ulun (perut saya) masih sakit, tadi diinjak oleh mama (ibu),” kata sang bocah.
Warga dan polisi setempat akhirnya melarikan L ke RSUD dr Murjani di Kota Sampit, Kabupaten Kotim.
Ditangkap saat akan melarikan diri
Ibu kandung korban yakni Yati bersama pacaranya Yanto berhasil diamankan polisi saat hendak melarikan diri setelah menganiaya gadis kecil berusia 5 tahun tersebut.
Kapolres Kotim, AKBP Abdoel Harris Jakin, Senin (24/8/2020), mengatakan, ibu korban dan kekasihnya diamankan anggota Satlantas Polresta Palangkararaya saat akan ke Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan.
"Naik sepeda motor, berdua terjaring petugas Polantas Polresta Palangkaraya di Pos Bundaran Besar Kota Palangkaraya," imbuh Kapolres dilansir TribunnewsBogor.com dari Banjarmasin Post.co.id
Sementara itu, Kasatlantas Polresta Palangkaraya, AKP Anang Hardiyanto, melalui Kanit Turjawali, Ipda I Made Adnyana, saat dikonfirmasi memembenarkan ibu kandung korban dan sang pacar diamankan anggotanya saat patroli.
Made menjelaskan, awalnya pasangan Yat dan Yan mengendarai sepeda motor Jenis Suzuki Satria F.
Kemudian dihentikan dua anggotanya, Bripka Julpan Rifani dan Brigadir Zainur Rofik, saat melintas di depan Kampus Muhammadiyah.
Sebabnya, sepeda motor tidak dilengkapi spion dan menggunakan knalpot blong. Karena itulah, anggota menindak berupa tilang.
"Saat dilakukan penilangan di Pos Bundaran Besar Palangkaraya, seorang anggota Satlantas Briptu, Anton, mengenali keduanya yang viral di media," ujar Made.
Dari keterangan awal pasangan Yat dan Yan itu, berencana pergi ke Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan.
"Kami berkoordinasi dengan Polres Kotawaringin Timur untuk menyerahkan kedua orang tersebut," ujarnya.
Korban Masih Pemulihan
Mengutip sumber yang sama, Kepala DP3AP2KB, Hj Ellena Rosie, Senin (24/8/2020), membenarkan pihaknya bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM) Lentera Kartini menanganinya.
Kasus penganiayaan tersebut viral di media sosial, setelah anak tersebut mengungkapkannya kepada warga yang menemukan pertama kali di warung gorengan di Jalan Kopi Selatan. Dikatakan sang bocah, dirinya dianiaya oleh ibunya dan pacar ibunya.
Kemudian, menurut Rossie, bocah itu dibiarkan di warung penjual gorengan sekitar Masjid Jalan Kopi. Setelah itu, korban dititipkan ke LSM Lentera Kartini. Selanjutnya, dilarikan ke RSUD dr Murjani, Kota Sampit.
"Kapolres Kotim membesuk dan siap membiayai pengobatan korban hingga nantinya dirujuk untuk pemeriksaan psikologisnya di RS Bhayangkara Palangkaraya, Jumat nanti. Karena kami tidak punya tenaga ahlinya, sehingga Kapolres bersedia membantu," imbuh dia.
Menurut Rosie, panggilan akrabnya, DP3AP2KB Kabupaten Kotim akan mendampingi bersama LSM Lentera Kartini untuk penanganan korban. "Kami akan terus berkoordinasi bersama Kapolres dan Lembaga Lentera Kartini untuk penanganan korban," tandasnya.
Dia mengungkapkan, ada indikasi masalah pernikahan dini yang berdampak pada masalah keluarga, sehingga akhirnya anak yang jadi korban.
"Saya menyarankan, sebelum menikah, diperkukan persiapan yang matang. Usianya harus memadai untuk usia pernikahan. Demikian juga masalah psikologis, serta dukungan pihak keluarga orangtua yang juga harus perhatian untuk fokus menyangi anak," urainya.
Rossie menjelaskan, ibu korban sudah beberapa kali menikah sejak usia dini. Bukan hanya pernikahan dua kali, tapi sudah beberapa kali. Sedangkan saat ini, ibu korban diduga sedang pacaran.
"Diduga, teman ibunya juga ikut memukuli si anak ini. Kondisi psikis bocah tersebut semakin tertekan. Tentu, perlu bimbingan pemulihan psikologisnya. Keributan dalam rumah tangganya bukan hanya kali ini saja terjadi, tapi ini yang paling parah," ujarnya.
Lebih jauh Rossie mengatakan, rencananya setelah korban pulih dari luka fisik dan trauma, dipelihara dan dirawat datunya.
Karena dari pembicaraan bersama datu bocah tersebut, siap untuk merawat korban agar tidak mengalami lagi kekerasan fisik dan tekanan psikologis dari orangtua.
SUMBER
(TribunnewsBogor.com/Banjarmasinpost.co.id)
0 Response to "Pengakuan Gadis Kecil Dianiaya Ibu Kandung dan Ayah Tiri Hingga Tangannya Patah"
Posting Komentar