Terkadang yang Punya Bakat Selalu Kalah dengan yang Pandai Menjilat
Ini kisahku, berawal di akhir tahun 2015 aku mulai bekerja di sebuah anak perusahaan yang sedang berkembang di kotaku. Awalnya baik-baik saja, semua orang menerimaku dan mau mengajariku banyak hal. Terutama manajerku, beliau menurunkan banyak ilmunya padaku. Yang awalnya aku hanya mahir penjualan sampai akhirnya aku hampir menguasai segala bidang di perusahaan tempatku bekerja. Satu tahun pertama aku berhasil bertahan menangani segala kesulitan yang ada di perusahaan, tentunya semua ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan rekan kerjaku. Hingga owner perusahaan mengapresiasi hasil kerjaku.
Pertengahan tahun 2017 aku dipindah ke kantor pusat dengan tujuan agar lebih mudah memonitor kondisi keuangan perusahaan. Drama dimulai dari sini, di mana di sini aku mulai menemukan karakter-karakter tersembunyi di balik senyuman rekan kerjaku. Mulanya aku sangat senang memiliki banyak teman, karena aku sebelumnya mengerjakan semuanya sendiri. Aku diperlakukan dengan baik di sini. Setengah tahun berjalan aku mulai menemukan kejanggalan-kejanggalan di tempatku kerja. Dari hari ke hari aku diberi tugas yang sangat banyak sementara ada beberapa rekan kerjaku tugasnya hanya itu-itu saja. Tak jarang aku harus kerja lembur mengerjakan semua tugas agar selesai tepat waktu.
Ada hari di mana aku melihat semuanya, rekan kerjaku yang tidak terlalu berbakat selalu jadi kesayangan kepala admin. Hanya karena dia pintar mengadu. Ada juga yang dari awal masuk kerja sampai detik ini tidak pernah ada perkembangan, yang dikerjakan hanya seputar itu-itu saja, tidak pernah ditambah dengan tugas lain, dan diperlakukan istimewa hanya karena dia bersahabat dengan kepala admin. Ada yang banyak melakukan kesalahan tapi dia juga selalu selamat dari ancaman hanya karena dia pintar menjilat.
Aku bersyukur masih bisa bertahan meskipun aku tidak suka mengadu, tidak ada hubungan “persahabatan” dengan siapapun di kantorku, dan tidak juga menjadi seorang penjilat. Aku terus berusaha bertahan di perusahaan semampuku hingga saatnya tiba aku harus meninggalkan perusahaan itu. Untuk memulai usaha mandiri dengan orang yang kucintai nanti. Sampai detik ini aku hanya perlu bertahan, untuk memelajari berbagai ilmu bisnis agar kelak usaha impianku menjadi sukses.
0 Response to "Terkadang yang Punya Bakat Selalu Kalah dengan yang Pandai Menjilat"
Posting Komentar